Peran Komunikator dalam Komunikasi
I.
PENDAHULUAN
Komunikasi sebagai proses berhubungan antar
individu atau antar kelompok yang tak lepas dari komponen komunikator. Sebuah
komunikasi bisa diisi oleh orang-orang yang berkualitas dalam mengungkapkan
pesan. Komunikator yang berkualitas tersebut tidak akan dikuasai jika tidak
memenuhi kriteria seorang komunikator.
Komunikasi sebagai proses individu/seseorang (komunikator) yang mengirimkan stimulus (biasanya dalam bentuk verbal/ kata kata) untuk memberikan pengaruh atau memodifikasi tingkah laku orang lain (komunikan) [Sosiolog Hovland, Janis dan Kelley, dan Ruben]. Oleh karena itu penulis akan membahasnya dalam makalah yang berjudul Komunikator dalam Proses Komunikasi.
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini, antara lain:
a. Karakteristik Komunikator
b. Syarat-Syarat Komunikator
c. Tugas Komunikator
d. Kualitas Komunikator efektif
II. PEMBAHASAN
Komunikasi sebagai proses individu/seseorang (komunikator) yang mengirimkan stimulus (biasanya dalam bentuk verbal/ kata kata) untuk memberikan pengaruh atau memodifikasi tingkah laku orang lain (komunikan) [Sosiolog Hovland, Janis dan Kelley, dan Ruben]. Oleh karena itu penulis akan membahasnya dalam makalah yang berjudul Komunikator dalam Proses Komunikasi.
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini, antara lain:
a. Karakteristik Komunikator
b. Syarat-Syarat Komunikator
c. Tugas Komunikator
d. Kualitas Komunikator efektif
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Karakteristik Komunikator
Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak. Dalam khazanah ilmu komunikasi, komunikator (communicator) bisa juga bertukar peran sebagai komunikan atau penerima pesan sehingga komunikator yang baik juga harus berusaha menjadi komunikan yang baik. Seorang sumber bisa menjadi komunikator/pembicara. Sebaliknya komunikator/pembicara tidak selalu sebagai sumber. Bisa jadi ia menjadi pelaksana (eksekutor) dari seorang sumber untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Pengirim adalah orang yg menyuruh untuk menyampaikan.
Komunikator dibagi dalam dua tipe utama:
Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak. Dalam khazanah ilmu komunikasi, komunikator (communicator) bisa juga bertukar peran sebagai komunikan atau penerima pesan sehingga komunikator yang baik juga harus berusaha menjadi komunikan yang baik. Seorang sumber bisa menjadi komunikator/pembicara. Sebaliknya komunikator/pembicara tidak selalu sebagai sumber. Bisa jadi ia menjadi pelaksana (eksekutor) dari seorang sumber untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Pengirim adalah orang yg menyuruh untuk menyampaikan.
Komunikator dibagi dalam dua tipe utama:
a. Komunikator dengan Cintra Diri Sendiri (The
Communicator’s Self Image)
Komunikator tipe ini lebih mengutamakan kepentingan dirinya sendiri. Proses pengiriman pesan didasarkan atas keinginan sang komunikator. Mereka mengukur kesuksesan komunikasi dari segi kesuksesan mencapai target sasaran secara kuantitatif.
Contoh :
Dalam sebuah seminar sekelompok panitia merasa berhasil dan bangga ketika seminar itu dihadiri oleh banyak audience, tapi mereka tidak memperdulikan apakah audience memahami apa yang disampaikan komunikator atau apakah ada feedback atau respon dari audience.
b. Komunikator Dengan Citra Khalayak (The communicators image of the audience)
Komunikator dengan citra atau kepentingan khalayak adalah komunikator yang mencoba memahami kebutuhan audiens. Mereka sedapat mungkin memperoleh empati dengan hal-hal yang diinginkan oleh khalayak.
Komunikator tipe ini terbagi atas:
1.Paternalisme (paternalism). Hubungan antara komuikator dengan audiens seperti hubungan ayah dan anak. Komunikator menganggap fungsi mereka adalah untuk mendidik dan menginformasikan audiens, semenatara kebutuhan subjektif, kepentingan dan kesukaan diri mereka tidak terlalu menjadi perhatian.
Contoh:
Iklan layanan masyarakat, misalkan wajib belajar 9 tahun, program KB dll
2. Spesialisasi (specialization) ini merupakan proses yang
menjadikan komunikator sebagai bagian dari khalayak yang kepentingan dan
kebutuhannya diketahui.
3.Profesionalisasi (profesionalization). Efek ini menyebabkan komunikator berpikir bahwa mereka kompeten untuk memutuskan isi media dan mengetahui lebih baik apa yang seharusnya dilakukan untuk khalayak.
Contoh:
Editor, Redaktur pelaksana sebuah majalah/Koran, Dosen dll
4.Ritualisme (ritualism). Komunikator tidak melakukan apa pun yang melebihi usaha mereka menciptakan keadaan menyenangkan audiens. Mereka menjadikan kumunikasi sebagai alat untuk membangun atau memperkuat kebersamaan diantara target khalayak.
Komunikator tipe ini lebih mengutamakan kepentingan dirinya sendiri. Proses pengiriman pesan didasarkan atas keinginan sang komunikator. Mereka mengukur kesuksesan komunikasi dari segi kesuksesan mencapai target sasaran secara kuantitatif.
Contoh :
Dalam sebuah seminar sekelompok panitia merasa berhasil dan bangga ketika seminar itu dihadiri oleh banyak audience, tapi mereka tidak memperdulikan apakah audience memahami apa yang disampaikan komunikator atau apakah ada feedback atau respon dari audience.
b. Komunikator Dengan Citra Khalayak (The communicators image of the audience)
Komunikator dengan citra atau kepentingan khalayak adalah komunikator yang mencoba memahami kebutuhan audiens. Mereka sedapat mungkin memperoleh empati dengan hal-hal yang diinginkan oleh khalayak.
Komunikator tipe ini terbagi atas:
1.Paternalisme (paternalism). Hubungan antara komuikator dengan audiens seperti hubungan ayah dan anak. Komunikator menganggap fungsi mereka adalah untuk mendidik dan menginformasikan audiens, semenatara kebutuhan subjektif, kepentingan dan kesukaan diri mereka tidak terlalu menjadi perhatian.
Contoh:
Iklan layanan masyarakat, misalkan wajib belajar 9 tahun, program KB dll
2. Spesialisasi (specialization) ini merupakan proses yang
menjadikan komunikator sebagai bagian dari khalayak yang kepentingan dan
kebutuhannya diketahui.
3.Profesionalisasi (profesionalization). Efek ini menyebabkan komunikator berpikir bahwa mereka kompeten untuk memutuskan isi media dan mengetahui lebih baik apa yang seharusnya dilakukan untuk khalayak.
Contoh:
Editor, Redaktur pelaksana sebuah majalah/Koran, Dosen dll
4.Ritualisme (ritualism). Komunikator tidak melakukan apa pun yang melebihi usaha mereka menciptakan keadaan menyenangkan audiens. Mereka menjadikan kumunikasi sebagai alat untuk membangun atau memperkuat kebersamaan diantara target khalayak.
Contoh:
Informasi Pelaksanaan kerja bakti diLingkungan, ceramah dalam mimbar-mimbar keagamaan.
B. Syarat-Syarat Komunikator
Diperlukan persyaratan tertentu untuk para komunikator dalam sebuah program komunikasi, baik dalam segi sosok kepribadian maupun dalam kinerja kerja. Dari segi kepribadian, agar pesan yang disampaikan bisa diterima oleh khalayak maka sseorang komunikator mempunyai hal berikut:
Kepandaian
Komunikator yang menguasai teknik bicara & menulis surat memilih simbol/lambang yang tepat. Cukup membangkitkan minat pendengar,pembaca & dapat memberikan keterangan-keterangan secara sistematis serta mudah ditangkap.
Sikap komunikator
Sikap sombong, angkuh menyebabkan pendengar muak dan menolak uraian dari komunikator.Sikap ragu-ragu menyebebkan pendengar kurang percaya terhadap uraian komunikator.Tetapi sokap tegas akan menyebabkan pendengar percaya dan sikap ini harus bersumber pada hubungan kemanusiaan (human relaton).Makin baik hubungan kemanusiaannya makin lancarlah komunikasi.
Pengetahuan Komunikator
Komunikator yang kaya akan pengetahuan dan menguasai secara mendalam apa yang akan disampaikan akan lebih mudah menyampaikan uraian-uraian yang mudah menemukan contoh-contoh, sehingga komunikasinya makin lancar.
Sistem sosial
Dalam hal ini ada dua macam sistem sosial, yaitu :
Sistem sosial yang bersifat formal (organisasi) dan Sistem sosial nonformal (susunan masyarakat biasa)
Informasi Pelaksanaan kerja bakti diLingkungan, ceramah dalam mimbar-mimbar keagamaan.
B. Syarat-Syarat Komunikator
Diperlukan persyaratan tertentu untuk para komunikator dalam sebuah program komunikasi, baik dalam segi sosok kepribadian maupun dalam kinerja kerja. Dari segi kepribadian, agar pesan yang disampaikan bisa diterima oleh khalayak maka sseorang komunikator mempunyai hal berikut:
Kepandaian
Komunikator yang menguasai teknik bicara & menulis surat memilih simbol/lambang yang tepat. Cukup membangkitkan minat pendengar,pembaca & dapat memberikan keterangan-keterangan secara sistematis serta mudah ditangkap.
Sikap komunikator
Sikap sombong, angkuh menyebabkan pendengar muak dan menolak uraian dari komunikator.Sikap ragu-ragu menyebebkan pendengar kurang percaya terhadap uraian komunikator.Tetapi sokap tegas akan menyebabkan pendengar percaya dan sikap ini harus bersumber pada hubungan kemanusiaan (human relaton).Makin baik hubungan kemanusiaannya makin lancarlah komunikasi.
Pengetahuan Komunikator
Komunikator yang kaya akan pengetahuan dan menguasai secara mendalam apa yang akan disampaikan akan lebih mudah menyampaikan uraian-uraian yang mudah menemukan contoh-contoh, sehingga komunikasinya makin lancar.
Sistem sosial
Dalam hal ini ada dua macam sistem sosial, yaitu :
Sistem sosial yang bersifat formal (organisasi) dan Sistem sosial nonformal (susunan masyarakat biasa)
Keadaan lahiriah komunikator
Terutama dalam komunikasi lisa, suara yang mantap, ucapan yang jelas, lagak lagu yang baik, serta gerakan tangan yang sehat dapat mendukung pembicaraan.
Terutama dalam komunikasi lisa, suara yang mantap, ucapan yang jelas, lagak lagu yang baik, serta gerakan tangan yang sehat dapat mendukung pembicaraan.
Memiliki kedekatan dengan khalayak.
Jarak seseorang dengan sumber memengaruhi perhatiannya pada sepsan tertentu. Semakin dekat jarak semakin besar pula peluang untuk terpapar pesan itu. Hal ini terjadi dalam arti jarak secara fisik ataupun secara sosial.
Kesamaan (similirity) merupakan faktor penting lainnya yang memengaruhi penerimaan pesan oleh khalayak. Kesamaan ini antara lain meliputi gender, pendidikan, umur, agama, latar belakang sosial, ras, hobi, dan kemampuan bahasa. Kesamaan juga bisa meliputi maslah sikap dan orientai terhadao berbagai aspek seperti buku, musik, pakaian, pekerjaan, keluarga, dan sebagainya. Preferensi khalayak terhadap seorang komunikator berdasarkan kesamaan budaya, agama, ras, pekerjaan, dan pendidikan berpengaruh terhadap proses seleksi, interpretasi, dan pengingatan pesan sepanjang hidupnya.
Dikenal kredibilitasnya dan otoritasnya. Khalayak cenderung memerhatikan dan mengingat pesan dari sumber yang mereka percata sebagai orang yang memiliki pengalaman dan atau pengetahuan yang lias. Menurut Ferguson, ada dua faktor kredibilitas yang sangat penting untuk seorang sumber: dapat dipercaya (trustworthiness) dan keahlian (expertise). Faktor-faktor lainnya adalah tenang/sabar (compusere), dinamisn, bisa bergaul (sociability), terbuka (extroversion) dan memiliki kesamaan dengan audiens.
Menunjukkan motivasi dan niat. Cara komunikator menyampaikan pesan berpengaruh terhadap audiens dalam memberi tanggapan terhadap pesan tersebut. Respon khlayak akan berbeda menanggapi pesan yang ditunjukkan untuk kepentingan informasi (informative) dari pesan yang diniatkan untuk meyakinkan (persuasive) mereka.
Jarak seseorang dengan sumber memengaruhi perhatiannya pada sepsan tertentu. Semakin dekat jarak semakin besar pula peluang untuk terpapar pesan itu. Hal ini terjadi dalam arti jarak secara fisik ataupun secara sosial.
Kesamaan (similirity) merupakan faktor penting lainnya yang memengaruhi penerimaan pesan oleh khalayak. Kesamaan ini antara lain meliputi gender, pendidikan, umur, agama, latar belakang sosial, ras, hobi, dan kemampuan bahasa. Kesamaan juga bisa meliputi maslah sikap dan orientai terhadao berbagai aspek seperti buku, musik, pakaian, pekerjaan, keluarga, dan sebagainya. Preferensi khalayak terhadap seorang komunikator berdasarkan kesamaan budaya, agama, ras, pekerjaan, dan pendidikan berpengaruh terhadap proses seleksi, interpretasi, dan pengingatan pesan sepanjang hidupnya.
Dikenal kredibilitasnya dan otoritasnya. Khalayak cenderung memerhatikan dan mengingat pesan dari sumber yang mereka percata sebagai orang yang memiliki pengalaman dan atau pengetahuan yang lias. Menurut Ferguson, ada dua faktor kredibilitas yang sangat penting untuk seorang sumber: dapat dipercaya (trustworthiness) dan keahlian (expertise). Faktor-faktor lainnya adalah tenang/sabar (compusere), dinamisn, bisa bergaul (sociability), terbuka (extroversion) dan memiliki kesamaan dengan audiens.
Menunjukkan motivasi dan niat. Cara komunikator menyampaikan pesan berpengaruh terhadap audiens dalam memberi tanggapan terhadap pesan tersebut. Respon khlayak akan berbeda menanggapi pesan yang ditunjukkan untuk kepentingan informasi (informative) dari pesan yang diniatkan untuk meyakinkan (persuasive) mereka.
Pandai dalam cara
penyampaian pesan Gaya komunikator menyampaikan (delivery) pesan juga
menjadi faktor penting dalam proses penerimaan informasi.
C. TUGAS KOMUNIKATOR
Dari satu sisi komunikator adalah mereka yang menyampaikan gagasan dan informasi kapada pihak lain. Tetapi di sisi lain sang komunikator wajib mendengar! . Dengan kemampuan untuk mendengar aspirasi komunikan atau pihak yang lain ternyata komunikasi lebih bisa dimengerti. Membuat orang lain mengerti memang penting, sebab gagasan kita bisa masuk dan bisa terlaksana. Berusaha untuk berhenti bicara dan mendengarkan apa yang menjadi gagasan orang lain, sebaliknya membuat komunikasi berjalan timbal balik disusul adanya saling pengertian antara pihak-pihak yang terkait di dalam sebuah organisasi. Ayat-ayat untuk menjadi komunikator yang efektif, dari sisi mendengar aspirasi adalah:
Berhentilah bicara
Sebab begitu kita mulai membuka mulut, usaha kita ditujukan sepenuhnya untuk membuat orang lain mengerti. Rangkaian argumen yang kita ungkapkan hanya untuk memperkuat posisi. Belajar untuk berhenti bicara bukanlah persolan yang mudah terutama bagi orang-orang yang merasa memiliki jabatan penting dan menganggap orang yang dihadapinya lebih rendah posisinya.
Biarkan orang lain bicara dengan leluasa
Sebab apa yang dipikirkan dan juga dirasakan orang lain merupakan energi yang kuat untuk bekerja atau berhenti bekerja. Biarkan orang lain memiliki kesempatan yang cukup nyaman untuk mengutarakan segala gagasannya. Sering kali ide-ide brilian justru muncul dari arah yang tidak pernah kita sangka-sangka sebelumnya. Syarat untuk menjaring ide-ide cemerlang adalah kemampuan untuk menahan diri tidak menyela pembicaran orang lain.
Berikan apresiasi dan perhatian kepada pembicara
Sebab sesederhana apapun yang disampaikan seorang pembicara, perlu diketahui adanya gunung es yang masih tersembunyi dibalik keberanian si pembicara untuk membuka mulut. Jangan ada keinginan untuk memotong pembicaraan orang lain dengan alasan bahwa waktu rapat sangat terbatas atau dengan mengatakan sebaiknya gagasan orang itu dituliskan saja.
Janganlah menyela dan mengganggu pembicara
Sebab pembicara ingin sekali mendapatkan perhatian, memalingkan wajah pun sangat mengganggu perasaan dari pembicara. Sangat tidak dibenarkan bila kita memberikan kesempatan orang lain untuk berbicara, sementara kita menulis atau membaca koran, misalnya. Kalaupun pembicara dan pendengar itu terhalang oleh hiasan bunga di meja, kita perlu segera memindahkannya. Biarkan si pembicara tuntas menyuarakan idenya.
Berusaha mencermati uraian yang disampaikan
dengan memperhatikan segala hal yang terkait kita harus bisa melihat pesan itu dari isi, bahasa dan konteks yang muncul dalam pembicaraan. Pemahaman terhadap karakter pembicara pun sangat berguna untuk mengambil intisari pembicaraannya.
Usahakan untuk bersabar mendengar pembicaraan sehingga kita tidak perlu menyela dan segera ingin menjawab sesuai dengan argumen yang kita yakini. Jika kesabaran kita bisa dirasakan oleh pembicara, kita berada pada posisi yang aman.
Berusaha untuk menahan segala macam emosi yang mungkin muncul sebagai reaksi spontan atas pembicaraan yang disampaikan. Kebalikan dengan sikap sabar, kalau kita mengumbar emosi dan naik pitam, segala pertimbangan kita menjadi negatif dan tidak akan menyelesaikan masalah.
Seandainya kita merasa perlu berargumen, sampaikan dengan cara yang santun dan bijaksana sebab usaha memberikan kesempatan berbicara adalah sarana komunikasi yang saling menguntungkan, tidak untuk memenangkan satu pihak terhadap pihak lainnya.
Gunakan strategi bertanya untuk menggali informasi lebih dalam sebab selalu ada hal-hal yang tak terungkap atau belum sempat diutarakan oleh seseorang yang berbicara. Bertanya menjadi sarana untuk memastikan keinginan pembicara yang sebenarnya. Berhentilah bicara sebab betapapun pentingnya pikiran kita, kita belum akan bisa memberikan kesempatan orang lain untuk berbicara bila kita tidak menahan mulut untuk bersuara. Strategi mendengar yang efektif adalah dengan diam dan menyimak pembicaraan. Ini juga bisa menjadi waktu bagi kita untuk berpikir lebih jernih.
D. Kualitas komunikator efektif
C. TUGAS KOMUNIKATOR
Dari satu sisi komunikator adalah mereka yang menyampaikan gagasan dan informasi kapada pihak lain. Tetapi di sisi lain sang komunikator wajib mendengar! . Dengan kemampuan untuk mendengar aspirasi komunikan atau pihak yang lain ternyata komunikasi lebih bisa dimengerti. Membuat orang lain mengerti memang penting, sebab gagasan kita bisa masuk dan bisa terlaksana. Berusaha untuk berhenti bicara dan mendengarkan apa yang menjadi gagasan orang lain, sebaliknya membuat komunikasi berjalan timbal balik disusul adanya saling pengertian antara pihak-pihak yang terkait di dalam sebuah organisasi. Ayat-ayat untuk menjadi komunikator yang efektif, dari sisi mendengar aspirasi adalah:
Berhentilah bicara
Sebab begitu kita mulai membuka mulut, usaha kita ditujukan sepenuhnya untuk membuat orang lain mengerti. Rangkaian argumen yang kita ungkapkan hanya untuk memperkuat posisi. Belajar untuk berhenti bicara bukanlah persolan yang mudah terutama bagi orang-orang yang merasa memiliki jabatan penting dan menganggap orang yang dihadapinya lebih rendah posisinya.
Biarkan orang lain bicara dengan leluasa
Sebab apa yang dipikirkan dan juga dirasakan orang lain merupakan energi yang kuat untuk bekerja atau berhenti bekerja. Biarkan orang lain memiliki kesempatan yang cukup nyaman untuk mengutarakan segala gagasannya. Sering kali ide-ide brilian justru muncul dari arah yang tidak pernah kita sangka-sangka sebelumnya. Syarat untuk menjaring ide-ide cemerlang adalah kemampuan untuk menahan diri tidak menyela pembicaran orang lain.
Berikan apresiasi dan perhatian kepada pembicara
Sebab sesederhana apapun yang disampaikan seorang pembicara, perlu diketahui adanya gunung es yang masih tersembunyi dibalik keberanian si pembicara untuk membuka mulut. Jangan ada keinginan untuk memotong pembicaraan orang lain dengan alasan bahwa waktu rapat sangat terbatas atau dengan mengatakan sebaiknya gagasan orang itu dituliskan saja.
Janganlah menyela dan mengganggu pembicara
Sebab pembicara ingin sekali mendapatkan perhatian, memalingkan wajah pun sangat mengganggu perasaan dari pembicara. Sangat tidak dibenarkan bila kita memberikan kesempatan orang lain untuk berbicara, sementara kita menulis atau membaca koran, misalnya. Kalaupun pembicara dan pendengar itu terhalang oleh hiasan bunga di meja, kita perlu segera memindahkannya. Biarkan si pembicara tuntas menyuarakan idenya.
Berusaha mencermati uraian yang disampaikan
dengan memperhatikan segala hal yang terkait kita harus bisa melihat pesan itu dari isi, bahasa dan konteks yang muncul dalam pembicaraan. Pemahaman terhadap karakter pembicara pun sangat berguna untuk mengambil intisari pembicaraannya.
Usahakan untuk bersabar mendengar pembicaraan sehingga kita tidak perlu menyela dan segera ingin menjawab sesuai dengan argumen yang kita yakini. Jika kesabaran kita bisa dirasakan oleh pembicara, kita berada pada posisi yang aman.
Berusaha untuk menahan segala macam emosi yang mungkin muncul sebagai reaksi spontan atas pembicaraan yang disampaikan. Kebalikan dengan sikap sabar, kalau kita mengumbar emosi dan naik pitam, segala pertimbangan kita menjadi negatif dan tidak akan menyelesaikan masalah.
Seandainya kita merasa perlu berargumen, sampaikan dengan cara yang santun dan bijaksana sebab usaha memberikan kesempatan berbicara adalah sarana komunikasi yang saling menguntungkan, tidak untuk memenangkan satu pihak terhadap pihak lainnya.
Gunakan strategi bertanya untuk menggali informasi lebih dalam sebab selalu ada hal-hal yang tak terungkap atau belum sempat diutarakan oleh seseorang yang berbicara. Bertanya menjadi sarana untuk memastikan keinginan pembicara yang sebenarnya. Berhentilah bicara sebab betapapun pentingnya pikiran kita, kita belum akan bisa memberikan kesempatan orang lain untuk berbicara bila kita tidak menahan mulut untuk bersuara. Strategi mendengar yang efektif adalah dengan diam dan menyimak pembicaraan. Ini juga bisa menjadi waktu bagi kita untuk berpikir lebih jernih.
D. Kualitas komunikator efektif
Menilai Orang
|
Tahu mana yang penting
dan menghargai kontribusi orang lain
|
Mendengarkan secara Aktif
|
Berusaha keras memahami
keinginan dan masalah orang lain
|
Bijaksana
|
Memberikan kritik secara
halus. konstruktif dan hormat
|
Memberikan pujian
|
Menghargai orang lain dan
kontribusi mereka di depan umum
|
Konsisten
|
Mengendalikan suasan
riang; memperlakukan sama bagi semuanya: tidak favorit
|
Mengakui kesalahan
|
Kemauan untuk mengakui
kesalahan
|
Memiliki rasa humor
|
Mempertahankan posisi
yang menyenangkan dan pendekatan yang enak
|
Memberi contoh yang baik
|
Melakukan apa yang
diharapkan orang lain
|
Menggunakan bahasa Jelas,
Lugas, dan Tepat
|
Kata-kata yang lazim,
konkret, pemberian petunjuk, yang menyentuh perasaan penyimak. Hindari
kata-kata bercita rasa buruk, kata-kata langsung
|
Ketika berkomunikasi, kita pasti memiliki persepsi tertentu pada pendengar begitu pula sebaliknya. Kekeliruan yang sering terjadi dalam berkomunikasi adalah ketika seseorang menyampaikan informasi dengan ukurannya sendiri. Ini harus dihindarkan karena komunikasi senantiasa melibatkan orang lain. Ahli komunikasi berpesan jika akan berhasil, maka rumusan kunci yang harus dipegang adalah “Know your audience!”
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikator adalah seorang yang menyampaikan pesan kepada khalayak
dengan mempertimbangkan perannya sebagai komunikator demi menyukseskan
proses komunikasi sehingga komunikan dapat menerima pesan dengan jelas.
Dan artinya seorang komunikator telah sukses menyampaikan pesannya
kepada komunikan. Jika memang pesan tersebut membutuhkan perbuatan dari
komunikan, komunikan tersebut akan melakukan atau mengaplikasiakan pesan
yang disampaikan oleh komunikator dalam kehidupan komunikan.
Komentar
Posting Komentar